Allah memberikan banyak nikmat kepada kita setiap harinya. Namun dari banyaknya nikmat itu yang belum dapat kita syukuri sepenuhnya. Maka, ketika mendapat nikmat berlimpah kita dapat mensyukurinya dengan berkurban.
“Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).” (QS. Al Kautsar : 1-2)
Ada banyak cara untuk mensyukuri nikmat, tapi yang paling spesial adalah berkurban di bulan dzulhijjah.
Lalu mengapa ibadah kurban mendapat level spesial dalam mensyukuri nikmat? Dalam ayat selanjutnya, secara berturut-turut Nabi diperintah oleh Allah untuk mendirikan shalat dan berkurban //(fashalli li rabbika wanhar). Shalat dan kurban dalam ayat ini merupakan wujud syukur manusia atas nikmat Allah.
Dalam shalat, kita bersyukur karena Allah telah menganugerahkan banyak nikmat. Sedangkan kurban, seperti diilustrasikan dalam ayat di atas, merupakan simbolisasi rasa syukur dengan cara mengorbankan harta yang kita miliki untuk kemudian dibagikan sesuai ketentuan syariat.
Ada pelajaran yang dapat kita ambil dari dua ayat pertama surat al kautsar, bahwa sesungguhnya ada nikmat tersembunyi di balik penderitaan. Secara lahir kerap kita hanya memandang penderitaan tidak lebih dari ujian, cobaan atau bahkan siksaan.
Nyatanya, ketika kita sanggup menghadapi cobaan tersebut dengan ikhlas dan penuh kesabaran, maka sesungguhnya akan ada kekuatan amat besar yang sanggup mengubah derita menjadi nikmat. Kesabaran itu sendiri adalah nikmat yang belum tentu setiap orang sanggup menggapainya. Semoga kita termasuk orang-orang yang diberikan nikmat bersabar dengan berkurban.