Dalam menunaikan kewajiban zakat hendaknya muzakki memperhatikan adab-adab sebagai berikut :

• Ikhlas dan tidak disertai al-mannu (menyebut-nyebut) atau al-adza (menyakiti hati penerima)
  “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah,  kemudian  batu  itu  ditimpa  hujan  lebat,  lalu  menjadilah  dia  bersih  (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS 2:264)
• Harta zakat tersebut tidak boleh di beli lagi
• Tidak  mengumpulkan  atau  mengundang  mustahik,  tetapi  hendaknya  dibagi- bagikan langsung kepada mustahik
• Hendaknya dari harta yang terbaik, hasil usaha yang terbaik dan yang paling dicintai
• Hendaknya disalurkan kepada badan-badan amil yang terpercaya dan amanah dan lembaga-lembaga lain yang terpercaya
• Menyegerakan dalam mendistribusikan zakat
• Mengucapkan do’a;
  Bagi muzakki berdo’a; “Ya Allah jadikanlah harta zakat ini suatu keuntungan jangan
  jadikan suatu kerugian.” 

  Bagi mustahik dan amil zakat membaca do’a ini; “Semoga Allah memberi pahala dari apa yang engkau berikan dan Allah mmebrkatimu apa yang engkau sisakan dan menjadikannya suci.”

Demikianlah adab-adab berzakat, kita berdo’a semoga Allah menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang selalu mengeluarkan zakat dan senantiasa memperhatikan persoalan dan urusan umat Islam.