Agama Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berbagi dengan orang yang membutuhkan, salah satunya adalah anak yatim. Rasulullah telah menunjukkan contoh adab yang baik dalam menyantuni anak yatim di sekitarnya.
Menyantuni anak yatim tidak hanya melibatkan pemberian uang, tetapi juga dapat berupa sumbangan dalam bentuk lain, seperti perlengkapan sekolah, perlengkapan mengaji, makanan, dan lain sebagainya. Ketika hendak bersedekah kepada mereka, terdapat beberapa sikap yang perlu diperhatikan.
Cara ini dilakukan dengan menyisihkan sebagian uang dan menggunakannya untuk membeli pakaian atau perlengkapan sekolah bagi anak yatim. Anak-anak yatim seringkali mengalami kekurangan karena telah kehilangan sosok ayah sebagai tulang punggung keluarga. Oleh karena itu, memberikan sebagian harta yang mereka butuhkan adalah tindakan yang baik.
Selain memberikan pakaian, bantuan untuk pendidikan juga dapat diberikan. Meskipun terdapat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan beasiswa lainnya, anak-anak yatim masih membutuhkan dana untuk membeli perlengkapan sekolah seperti tas, buku tulis, seragam, dan sebagainya.
Ketika menyantuni anak yatim, penting untuk melakukannya dengan ikhlas dan dengan cara yang baik. Lebih baik bersedekah secara sembunyi-sembunyi, hanya Allah yang mengetahui, sehingga terhindar dari riya' (pamer).
Rasulullah SAW selalu mengelus kepala anak yatim ketika memberi sedekah. Tindakan ini menunjukkan kasih sayang dan perhatian. Mengelus kepala anak yatim dapat melunakkan hati yang keras dan membawa kebahagiaan kepada mereka. Dalam sebuah hadis, disebutkan bahwa mengusap kepala anak yatim karena Allah akan mendatangkan kebaikan pada setiap rambut yang disentuh.
Ketika menyantuni anak yatim, penting untuk memberikan mereka perlakuan yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Rasulullah SAW pernah menghampiri seorang anak yatim yang sedih di Hari Raya Idul Fitri. Dalam percakapan dengan anak tersebut, Rasulullah SAW menggunakan kata-kata yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Hal ini dapat mengembalikan senyum pada anak yatim dan membawa kebahagiaan kepada mereka.
Dalam memberikan bantuan kepada anak yatim, kita harus menghindari sikap menghardik yang meliputi menghina, mencaci maki, membentak, memarahi, atau merendahkan mereka. Sikap tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama. Al-Qur'an melarang kita untuk memakan harta anak yatim dan mengingatkan kita untuk berlaku adil terhadap mereka.
Selalu memuliakan anak yatim dengan memberikan perasaan sayang dan cinta dapat menjadi contoh bagi ayah-ayah di luar sana dalam mendidik anak-anak mereka. Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa rumah yang terbaik adalah rumah yang memiliki anak yatim yang diperlakukan dengan baik, sedangkan rumah yang paling buruk adalah rumah yang memiliki anak yatim yang diperlakukan buruk.
Membawa anak yatim ke dalam keluarga berarti memberikan jaminan atas kehidupan mereka dan memperlakukan mereka sebagaimana anak sendiri. Hal ini mencakup pemberian papan, sandang, dan pangan yang adil. Rasulullah SAW dan para sahabatnya telah memberikan contoh dalam memperlakukan anak yatim dengan adil dan penuh kasih sayang
Dalam melakukan semua ini, kita diingatkan untuk berbuat dengan ikhlas, mengikuti contoh adab Rasulullah SAW, dan menjaga niat baik dalam menyantuni anak yatim. Dengan menjalankan adab Rasulullah pada anak yatim, kita dapat memberikan kebahagiaan dan harapan kepada mereka yang membutuhkan.
Sahabat, mari bersama kita berikan akhlak terbaik kita kepada anak yatim. Muliakan dan penuhi kebutuhan mereka dengan cara memberikan sedekah terbaik melalui Yakesma. Klik tautan sedekah di sini sekarang.