Atuna adalah seorang guru TK yang memiki tekad besar untuk menanamkan akhlak mulia kepada murid-muridnya. Mengajar adalah cita-cita ia sejak kecil. Semangat mengajar itu semakin menggelora saat melihat pergaulan remaja yang membuatnya miris. Ia percaya dengan pendidikan yang baik akan tercipta generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.
“Saya ingin anak-anak mempunyai akhlak yang mulia, karena untuk jaman sekarang ini yang namanya akhlak itu teriris zaman, aga miris, akhlaknya aga miris. Saya hanya punya harapan mereka memiliki akhlak, menjadi anak yang sholeh sholehah.” Kata Atuna saat ditemui tim Yakesma di TK yang menjadi tempat ia mengajar.
Demi tujuan mulia tersebut, Atuna rela mengupayakan apa pun untuk memperjuangkan cita-citanya, termasuk menambah pekerjaan sampingan sebagai guru les private untuk mencukupi kebutuhan hidup dan berobat rutin untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Sejak kecil ia sudah menderita asma yang membuatnya sering bolak-balik rumah sakit. Pada tahun 2018, ia sempat mengalami sakit parah. Setelah diperiksa ternyata ada penyumbatan pada jantungnya.
Penghasilan yang diperoleh dari mengajar di TK dan les privat setiap bulan sebesar 1,3 juta rupiah. Dengan penghasilan tersebut ia berupaya untuk mencukupi kebutuhan hidup dan berobat rutin. Biaya berobat rutinnya bisa menghabiskan 2/3 bahkan lebih dari penghasilan per bulan. Pernah suatu waktu ia harus membayar 1 juta rupiah untuk berobat jantung, dan menyisakan 300 ribu rupiah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun hebatnya, dengan semua ujian tersebut ia masih tetap bersyukur.
“Sebetulnya belum bisa untuk memenuhi kebutuhan karena kebutuhan hidup sebetulnya banyak, ya disyukuri aja,” jelasnya.
Atuna ingin sekali bisa sembuh dari penyakit asma dan jantung yang dideritanya, agar ia bisa leluasa beraktifitas dan bisa maksimal mengajar. Juga dengan kondisi tersebut akan mengurangi biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk berobat.
“Untuk kedepannya saya ingin sembuh dari penyakit yang saya derita sekarang. Karena saya ingin seperti orang lain bisa beraktifitas, apalagi mengajar di sekolah itu adalah cita-cita saya dari dahulu. Saya ingin mengajar dengan maksimal pada anak-anak dengan suasana yang menyenangkan. Dan gaji saya tidak harus terpotong karena ke rumah sakit bolak balik.” Ucap Bu Atunah dengan penuh harap.