Flores Timur – Setelah terjadinya erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, banyak warga yang terpaksa mengungsi akibat dampak bencana. Untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan bagi para pengungsi, Yakesma Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menginisiasi program Dapur Umum yang berlokasi di Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur.
Kepala Cabang Yakesma NTB, Hari Prima Ahmadi menyampaikan tujuan dari didirkannya dapur umum untuk masyarakat korban bencana.
“Dengan adanya Dapur Umum ini, kami berharap dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan para pengungsi yang terkena dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan bantuan makanan, tetapi juga sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian masyarakat NTB terhadap sesama dalam masa sulit ini,” ujarnya.
Dengan tujuan untuk memberikan dukungan yang diperlukan, dapur umum ini mulai beroperasi dengan kapasitas awal menghasilkan 200 porsi makanan yang dibagikan kepada para pengungsi di Desa Pululera. Program ini diharapkan dapat menyediakan dan memberikan makanan bergizi yang cukup bagi mereka yang terdampak bencana.
Adanya dapur umum ini membuat masyarakat serta para relawan dapat memanfaatkan dapur ini untuk mencukupi kebutuhan masing-masing terkait kebutuhan dasar seperti membuat makanan, menghangatkan air, dan lainnya.
Yakesma NTB berkolaborasi dengan sejumlah mitra untuk memastikan program ini berjalan dengan baik. Di antara mitra yang berkontribusi dalam bantuan ini adalah Relawan Untuk Negeri (RUN) Nusa Tenggara Barat, Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Nusa Tenggara, Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) NTB, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undikma, Senat Mahasiswa STIE AMM, BEM Poltekkes Mataram, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Kota Mataram, serta Siswa Pecinta Alam (Sispala) dari SMAN 4 Praya dan SMAN 1 Praya.
Sebagai lembaga yang berkomitmen dalam bidang kemanusiaan, Laznas Yakesma terus berupaya memberikan dukungan kepada masyarakat yang terkena dampak bencana. Dapur Umum ini merupakan langkah konkret dalam membantu meringankan beban para pengungsi, sekaligus memastikan bahwa kebutuhan pangan mereka tetap terpenuhi selama masa pemulihan.