AMIL YANG SEHAT DAN BUGAR

Rasulullah saw diriwayatkan hanya mengalami sakit dua atau tiga kali saja seumur hidupnya. Hal ini mengindikasikan bahwa beliau menjalani pola hidup yang sehat. Pada usia di atas enam puluh tahun beliau sanggup melakukan perjalanan darat dengan menaiki kuda tunggang, yaitu saat safar dari Madinah ke Tabuk. Perjalanan sejauh lebih 600 dari kilometer tersebut dilakukan di atas punggung kuda dan dilakukan ketika pergi dan pulang. Hal ini juga mengisyaratkan secara jelas bahwa beliau memiliki kondisi fisik yang bugar.

Kondisi sehat dan bugar sangat diperlukan bagi amilin. Kedua hal tersebut menjadi faktor penting produktivitas, profesionalisme dan integritas amilin. Kesehatan dan kebugaran juga akan membantu kelancaran dan efektivitas realisasi visi dan misi lembaga.

Dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah saw bersabda: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah swt daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; “Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu”. Tetapi katakanlah; “ini sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata “law” (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan setan.” (HR. Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad)

Dua variabel ini sangat penting untuk menopang kinerja amilin. Kesehatan mengindikasikan kondisi yang jauh dari penyakit atau kondisi sakit. Sedangkan, kebugaran mengisyaratkan ketahanan dan kekuatan.

Kesehatan amilin menjadi sangat penting karena akan berpengaruh pada pemenuhan kinerjanya agar selamat secara syar’i, regulasi dan tentunya keamanan serta konsep kenegaraan NKRI. Dimensi kesehatan yang perlu diperhatikan oleh amilin setidaknya mencakup tiga hal; yaitu: kesehatan fisik, kesehatan pemikiran dan kesehatan spiritualnya.

Kesehatan fisik didapatkan melalui nutrisi makanan yang baik, halal dan bergizi. Selain itu, kesehatan fisik diperoleh melalui sarana pola dan gaya hidup sehat. Sedangkan kesehatan pemikiran dan wawasan dibentuk melalui learning habit yang baik. Learning habit yang bagus merupakan akumulasi dari kebiasaan dan reading habit yang konsisten dan juga baik. Pada dasarnya ilmu adalah bahan utama dalam membangun kesehatan pemikiran, dan ulama adalah fasilitator yang diharapkan memberi suplai keilmuan, serta majelis ilmu adalah media-media ikhtiar untuk mendapatkannya. Meskipun pada akhirnya semua ilmu adalah anugerah Allah. Dan ilmu yang bermanfaat salah satunya adalah adanya implementasi dan praktek dalam kehidupan sehari-hari serta berguna baik untuk sebanyak mungkin makhluk Allah. Adapun kesehatan spiritual diperlukan untuk menghindarkan amilin dari penyakit-penyakit spiritual yang bisa menyerang siapa saja atau menulari dalam berbagai kondisi. Kesehatan spiritual yang baik didapatkan melalui optimalisasi pelaksanaan ibadah secara benar dan khusyuk seperti shalat, puasa, zakat dan dzikir serta haji.

Bagaimana menjaga kesehatan tiga dimensi tersebut secara berkesinambungan dan seimbang?

 

To be continued … (bi idznillah)

 

(Oleh: Dr. KH. Saiful Bahri, Lc. M.A)

    Comments are closed

    Tentang Kami
    Yayasan Kesejahteraan Madani (YAKESMA) didirikan pada 4 juli 2011, sebagai sebuah lembaga amil zakat yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat dan mereka yang telah berjasa dalam pengajaran pendidikan keterampilan pemberdayaan dan dakwah di masyarakat.
    Kontak Yakesma
    Jalan Teluk Jakarta No.9
    Komp. AL Rawa Bambu, Pasar Minggu,
    Jakarta Selatan 12520
    Telp: (021) 22 789 677 | WA. 0822 7333 3477
    Email: welcome@yakesma.org
    Sosial Media
    2023 - Yayasan Kesejahteraan Madani