Banyak orang mungkin beranggapan bahwa rezeki hanya berkaitan dengan harta dan materi. Namun, dalam perspektif Islam, konsep rezeki jauh lebih luas, mencakup segala aspek kehidupan manusia, termasuk waktu, kesehatan, kebijaksanaan, hubungan dengan sesama, dan banyak hal lainnya.
Karenanya, Allah SWT mengingatkan manusia agar mereka menyadari bahwa apa yang Dia berikan sebagai rezeki sangatlah melimpah. Allah telah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam berbagai situasi dan kondisi. Allah berfirman, “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluan) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkarinya (nikmat Allah)” (QS. Ibrahim: 34).
Dalam Al-Quran, terdapat setidaknya delapan jalan rezeki yang Allah berikan kepada hamba-Nya:
Salah satu jenis rezeki yang dijelaskan dalam Al-Quran adalah rezeki yang sudah dijamin oleh Allah SWT. Ini berlaku tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk semua makhluk. Allah berfirman, “Tidak ada satu makhluk melata pun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin Allah rezekinya” (QS Hud:6). Sebagai contoh, seorang anak yatim piatu yang tidak memiliki orang tua masih dijamin rezekinya oleh Allah dan akan tetap hidup hingga diurus oleh panti asuhan atau diadopsi oleh keluarga lain.
Meskipun Allah telah menjamin rezeki, manusia yang dianugerahi akal seharusnya berusaha mencari rezeki. Karena setiap rezeki yang diperoleh akan sejalan dengan usaha yang dilakukan. Allah berfirman, “Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya” (QS. An-Najm:39). Sebagai contoh, bangsa Turki mencapai kemakmuran karena keuletan dalam usaha, meskipun sumber daya alamnya terbatas.
Dalam Islam, dianjurkan untuk bersyukur ketika mendapatkan nikmat atau menghadapi musibah. Allah SWT menjanjikan bahwa jika kita bersyukur kepada-Nya, maka Dia akan menambahkan nikmat-Nya. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” (QS. Ibrahim:7). Sebagai contoh, Brunei Darussalam mengalami penemuan ladang gas besar sebagai hasil dari penerapan syariat Islam sebagai tanda syukur kepada Allah atas nikmat-Nya.
Allah SWT dapat memberikan rezeki yang tidak terduga kepada hamba-Nya. Allah berfirman, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS. At Thalaq:2). Sebagai contoh, penemuan minyak dan gas di bawah tanah Hijaz (Arab Saudi) adalah rezeki yang tidak terduga karena ketakwaan penduduk Mekah dan Madinah.
Memperbanyak istighfar, selain sebagai sarana penghapus dosa, juga dapat mendatangkan rezeki. Allah berfirman, “Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta” (QS. Nuh: 10-11). Sebagai contoh, kaum Nabi Yunus yang bertobat diberikan kemakmuran selama beberapa dekade.
Menikah dianggap sebagai salah satu cara mendapatkan rezeki dalam Islam. Allah berfirman, “Dan nikahkanlah orang-orang yang masih bujangan di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan memberikan kemapanan kepada mereka dengan karunia-Nya” (QS. an-Nur: 32). Sebagai contoh, Abdurrahman bin Auf yang awalnya hanya seorang penjual tali, menjadi pengusaha besar setelah menikah.
Beberapa orang mungkin khawatir bahwa memiliki anak akan mengurangi rezeki mereka. Namun, Allah SWT dengan tegas menjamin bahwa anak-anak tidak akan mengurangi rezeki. Allah berfirman, “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu” (QS. al-Isra 31). Sebagai contoh, Yakub yang semula seorang penggembala kambing, mendapatkan berkah rezeki yang melimpah setelah memiliki 12 anak.
Memberikan sedekah bukan hanya sebagai tindakan baik, tetapi juga dapat meningkatkan rezeki. Allah berfirman, “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak” (QS. Al-Baqarah 245). Sebagai contoh, kedermawanan Utsman bin Affan yang menyisihkan sebagian besar hartanya untuk sedekah, memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
Dengan memahami berbagai jalan rezeki yang telah dijelaskan dalam Islam dan contoh-contohnya, kita dapat memahami bahwa rezeki bukan hanya tentang harta dan materi. Rezeki mencakup berbagai aspek kehidupan, dan Allah SWT memberikan beragam cara untuk meraihnya. Sebagai umat Muslim, kita harus bersyukur atas setiap rezeki yang diberikan oleh Allah dan berusaha mencari rezeki dengan baik serta berbagi dengan sesama untuk mendapatkan berkah rezeki yang lebih besar.