Setiap kita hendaklah memiliki amalan unggulan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Bagi orang yang memiliki kecenderungan terhadap suatu amal, ia akan merasa ringan melakukannya bahkan menikmatinya. Tetapi ternyata itulah salah satu hal yang dapat memberatkan timbangan pahala kita. Sehingga mudah-mudahan dengan amalan unggulan itu, Allah ridha kepada kita, dan ridha Allahlah yang akan menyampaikan kita ke surga-Nya.
Dari Aisyah r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “…Dan amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang langgeng (terus menerus) meskipun sedikit.” (HR. Bukhari) Bukankah kita tahu bahwa di surga itu banyak sekali pintunya? Kita bisa saja masuk dari salah satu pintunya atau bahkan seperti Abu Bakar Ash-Shidiq yang diharapkan oleh Rasululllah saw untuk masuk dari semua pintu yang dia mau.
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?” Maka beliau pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR. Bukhari)
Semua orang mempunyai potensi amal yang luar biasa, meskipun tidak akan sama kekuatannya. Ada yang kuat shaumnya, ada yang kuat tilawahnya atau hafalannya, ada yang kuat sedekahnya, ada yang kuat sholat malamnya, ada juga yang rajin sholat dhuha. Bahkan ada shahabat yang dijamin masuk surga hanya karena setiap malam beliau memaafkan kesalahan saudaranya dan membebaskan hatinya dari iri dengki terhadap saudaranya yang lain.