Saat SMA, banyak teman yang kita temui memiliki nilai tinggi pada pelajaran-pelajaran yang dianggap sulit, misal matematika, fisika atau kimia. Ditambah mereka aktif dan berprestasi juga di ekstrakulikuler. Dengan semua capaiannya mereka memang layak disebut cemerlang. Itu mereka, apa cemerlang versi anda?
Beranjak dewasa saat kuliah, kita fahami bahwa kecemerlangan artinya semakin luas. Bahkan ukuran keberhasilan, kebaikan, dan kebahagiaan jadi semakin beragam. Menjadi cemerlang lalu berhasil dan bahagia dapat dikakukan dengan cara yang beragam.
Ada yang membuat teknologi terbarukan lalu menjuarai Ideanation Future Festival 2019 seperti Afi Nur Nafisah, Asyari Ramadhan dan Richardo Petricius Sutoyo. Ada pula yang berprestasi dengan hobi olahraganya seperti Aries Susanti Rahayu yang menjuarai lomba panjat tebing Asian Games tahun 2018. Ada juga yang cemerlang dalam pekerjaannya, seperti Jake Knapp yang menemukan metode design sprint saat mengembangkan aplikasi di google. Dan ada yang cemerlang disemua perkataan dan perbuatan dalam keseharian, berbangsa dan bernegara, ialah Rasulullah Muhammad SAW yang menjadi teladan seluruh manusia.
Pada dasarnya, cemerlang tidak hanya bergantung pada kepintaran dan bakat. Siapapun yang berusaha untuk lebih baik dari sebelumnya, keluar dari keputusasaan, memperbaiki perilaku, dan belajar lebih banyak untuk memperbaiki hidupnya, mereka juga layak disebut cemerlang.
Tak perlu merasa rendah sebab melihat kecemerlangan orang lain. Tak perlu kita memabandingkannya. Sebab setiap orang sudah dijamin rezekinya dengan kondisi dan cara capai yang beragam. Setiap orang mempunyai banyak cara untuk menjadi cemerlang. Hal paling penting dari itu semua ialah menambah amal baik dan mengalikan kebermanfaatan hidup, bahkan memangkatkannya.
Menjadi Cemerlang tak perlu ribet memulai dari hal-hal yang fantastis. Lakukan dari hal yang paling dasar, meninggalkan kebiasan buruk, dan menggantinya dengan kebiasan baik. Datang tepat waktu, komitmen terhada janji, berlaku baik pada semua orang dan jalankan setiap kewajiban dengan tulus.
Siapa yang sangka, kejujuran Rasulullah dalam berniaga menjadikan Beliau sukses sebagai seorang saudagar. Bahkan kejujurannya begitu mahsyur sampai-sampai Rasulullah diberikan gelar Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.
Cemerlang bukan tentang pengakuan. Tujuan dari apa yang kita lakukan bukan untuk mendapatkan penilaian atau pengakuan dari orang lain. Sebab kita akan terfokus pada citra dari perbuatan bukan manfaat dari perbuatan.
Berikan perhatian lebih pada manfaatnya, dengan itu kualitas akan menjadi tanggungjawab untuk diberikan. Juga berikan perhatian lebih pada keikhlasan hati, dengan itu hati senantiasa merendah sehingga apa pun hasil akhirnya tidak membuat terbang atau jatuh.
“Menjadi cemerlang bukan untuk menunjukan kehebatan diri kita dibandingkan dengan sesama. Menjadi cemerlang dalam hidup adalah kebutuhan. Karena hidup ini singkat sekali dan kita ingin sepenuhnya berdaya guna. Juga karena ini adalah salah satu bukti nyata kepada Allah bahwa kita mensyukuri hidup yang dititipkan-Nya.” Jelas Mutia Prawitasari melalui buku Bertumbuh.
Menjadi cemerlang merupakan bentuk syukur atas nikmat kehidupan yang Allah anugerahkan.
Baca Juga:
Hate and Love Monday