یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَـٰبِ ٱلَّذِی نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَـٰبِ ٱلَّذِیۤ أَنزَلَ مِن قَبۡلُۚ
“Wahai orang-orang beriman, berimanlah kalian kepada Allah, rasulNya, dan kitab yang diturunkan kepada rasul tersebut, serta berimanlah kepada kitab yang diturunkan sebelumnya”. [QS. An-Nisāʾ: 136]
Ayat ini menarik untuk ditadabburi karena ditujukan kepada orang yang sudah beriman, namun dengan perintah ‘Berimanlah’. Seakan-akan mereka perlu beriman kembali atau memperbaharui iman mereka yang sudah ada. Di dalam kitab tafsir ‘Al-Madinah Al-Munawwarah’ disebutkan bahwa Allah swt memerintahkan hamba-hambanya yang beriman untuk menambah keimanannya agar semakin tenang dan yakin dengan keimanan tersebut. Syekh Sa’di menafsirkan secara bahasa, ayat ini memang diarahkan kepada orang yang telah masuk ke dalam sesuatu. Dengan kata lain, mereka diperintah memperbaiki keimanan yang sudah ada di dalam hati mereka. Makna yang sama disampaikan oleh Prof. Dr. Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy dalam buku Tafsir Al-Qur’an Al-Majid, bahwa maksud ayat adalah perintah menjaga iman agar tetap teguh hingga akhir hayat.
Dari beberapa penafsiran di atas dapat disimpulkan bahwa ayat ini memang ditujukan kepada mereka yang sudah beriman, termasuk kita semua, untuk tetap terus menjaga, memelihara dan meningkatkan keimanan dengan berbagai aktifitas amal shalih dalam beragam jenis dan bentuknya.
Hal ini dapat kita pahami juga dari perilaku dan contoh Nabi Muhammad saw sebagaimana yang diriwayatkan dari sahabat Alqomah ra, ketika beliau bertanya kepada Ummul Mukminin Aisyah ra mengenai amal Rasulullah saw, ”Apakah beliau mengkhususkan hari-hari tertentu untuk beramal?” Aisyah ra menjawab,
لاَ. كَانَ عَمَلُهُ دِيمَةً
”Beliau saw tidak mengkhususkan waktu tertentu untuk beramal. Amalan beliau adalah amalan yang berkelanjutan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Makna hadits ini dipahami oleh para ulama diantaranya Imam Ibnu Rajab sebagai isyarat akan balasan amal kebaikan adalah kebaikan berikutnya, dalam arti terus menjaga amal dan meningkatkannya dari satu capaian kebaikan menuju capaian kebaikan berikutnya secara berkesinambungan dan meningkat.
مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا
“Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.” (Latha’if Al-Ma’arif)
Di dalam sabda yang lain, Nabi saw pernah berpesan kepada semua umatnya agar terus beramal dan meningkatkan amal:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّ
”Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang berkelanjutan, walaupun sedikit demi sedikit (bertahap).” (HR. Muslim)
Alhamdulillah kita layak bersyukur atas anugerah taufik dan kemudahan beramal sepanjang tahun 2023. Sekaligus berharap agar taufik Allah swt dan kemudahanNya tetap dianugerahkan kepada kita untuk meningkatkan amal secara kontinue dan berkesinambungan. Karena diantara bukti dan tanda bahwa kita mengamalkan surat An-Nisa’: 136 dan hadits nabi saw dalam konteks iman dan amal adalah terus menerus meningkatkan kemampuan, capaian, kuantitas dan kualitas amal sesuai dengan bidang dan amanah kita masing-masing.