Zakat merupakan salah satu instrumen penting dalam Islam yang memiliki peran strategis dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Sebagai salah satu pilar Rukun Islam, zakat memiliki aspek spiritual dan sosial yang saling berkaitan. Aspek spiritualnya adalah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, sedangkan aspek sosialnya adalah sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Zakat memiliki peran yang signifikan dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi pedoman bagi berbagai negara di seluruh dunia untuk mencapai kemajuan yang holistik. Salah satu aspek yang krusial dalam mencapai SDGs adalah peran zakat. Zakat, sebagai kewajiban agama dalam Islam, bukan hanya sekadar ibadah, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan.
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh berbagai pihak, zakat dapat mendukung pencapaian 8 dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu mengakhiri kemiskinan di segala bentuk, menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan, dan memperbaiki gizi serta meningkatkan pertanian berkelanjutan, memastikan kesehatan yang baik dan kesejahteraan bagi semua usia, menjamin pendidikan yang berkualitas yang inklusif dan adil bagi semua, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, lapangan kerja penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua, mengurangi kesenjangan dalam dan antar negara, serta membuat kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.
Artikel ini akan membahas peran zakat dalam mendukung pencapaian SDGs dengan fokus pada dampak positifnya terhadap pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan.
Salah satu tujuan utama SDGs adalah mengentaskan kemiskinan dalam berbagai bentuknya. Zakat, sebagai instrumen ekonomi yang memberikan solusi konkrit terhadap masalah ini, berperan sentral dalam memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Zakat dapat diarahkan untuk memberikan modal usaha kecil, memberikan bantuan kesehatan, atau memenuhi kebutuhan dasar keluarga miskin. Dengan memberdayakan masyarakat melalui zakat, kita dapat mencapai tujuan pengentasan kemiskinan sesuai dengan SDGs.
Pendidikan merupakan pilar penting dalam pembangunan berkelanjutan. Melalui zakat, masyarakat dapat mendukung akses pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu. Zakat dapat digunakan untuk menyediakan beasiswa, membangun infrastruktur pendidikan, atau menyediakan peralatan belajar. Dengan memberikan akses pendidikan yang merata, zakat berkontribusi pada tercapainya tujuan SDGs terkait pendidikan berkualitas.
Dalam upaya mencapai tujuan SDGs terkait kesehatan, zakat juga memegang peran penting. Zakat dapat digunakan untuk menyediakan pelayanan kesehatan gratis atau terjangkau bagi masyarakat yang membutuhkan. Bantuan kesehatan yang diberikan melalui zakat dapat mencakup program vaksinasi, pemeriksaan kesehatan berkala, dan penyediaan obat-obatan. Dengan demikian, zakat tidak hanya membantu individu secara langsung tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Untuk memastikan zakat benar-benar mendukung pencapaian SDGs, tata kelola zakat yang efektif sangat diperlukan. Lembaga-lembaga pengelola zakat perlu memiliki transparansi yang tinggi dalam pengumpulan dan distribusi dana zakat. Masyarakat juga perlu diberikan pemahaman yang cukup tentang penggunaan zakat agar dapat memastikan bahwa zakat yang mereka sumbangkan benar-benar memberikan dampak yang positif sesuai dengan tujuan SDGs.
Lalu, apa saja jenis program yang telah diimplementasikan oleh para Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) untuk mendukung SDGs? Jika diamati, terdapat beragam program yang diterapkan oleh setiap OPZ untuk berkontribusi mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Salah satu contoh lembaga zakat besar di Indonesia yang berkomitmen pada SDGs adalah LAZNAS Yakesma.
Hingga saat ini, telah banyak program yang diinisiasi oleh Yakesma dan memberikan manfaat luas untuk masyarakat, di antaranya Yatim Berdaya yang mendukung SDGs 1 (Tanpa Kemiskinan), Sedekah Beras untuk Dhuafa yang mendukung SDGs 2 (Pangan Berkelanjutan), Wakaf Perguruan Tinggi yang mendukung SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas), Beasiswa ABK Dhuafa yang mendukung SDGs 10 (Ketidaksetaraan), Pembangunan Sumur dan MCK untuk Warga Cianjur serta Bantuan Air Bersih untuk Daerah Kekeringan yang mendukung SDGs 6 (Air Bersih dan Sanitasi), Bantuan Usaha Mikro Madani yang mendukung SDGs 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina yang mendukung SDGs 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Institusi yang Kuat).
Untuk mengoptimalkan peran zakat dan OPZ dalam mencapai SDGs, tentunya diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya zakat serta perlunya pengelolaan zakat yang efektif dan efisien. Selain itu, perlu juga adanya kerja sama yang baik antara pemerintah, lembaga amil zakat, dan masyarakat untuk memastikan bahwa zakat dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga dapat mendukung pembangunan berkelanjutan.